Sabtu, 28 Desember 2013
Ribuan Penunjuk perasaan memutuskan aliran elektrik ke ibu pejabat polis
28 Nov 2013
Unjuk rasa di Thailand (bangkokpost.com)
Bangkok - Mengabaikan imbauan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, demonstran di Thailand tetap melanjutkan aksinya. Para demonstran ini bahkan memutuskan aliran elektrik ke ibu pejabat polis Nasional Thailand.
"Sekarang kami menggunakan generator," ucap pegawai senior polis setempat, Letnan Jenderal Polis Prawut Thavornsiri kepada AFP, Khamis (28/11/2013).
Thavornsiri menuturkan, ada sekitar 1,000 orang demonstran yang berkumpul di luar pejabat besar Polis Thailand di Bangkok. Meski sebahagian besar demonstran anti pemerintah memilih istirehat pada hari ini, namun masih ada demonstran lain yang memang berniat menduduki markas polis setempat.
Aksi ini terjadi setelah PM Yingluck menyampaikan tanggapannya atas hasil undi mosi tidak percaya di parlimen, yang meloloskan Yingluck untuk tetap menjawat PM. Dalam tanggapannya, Yingluck juga menyerukan kepada para demonstran untuk menghentikan aksinya dan duduk bersama mencari solusi.
Para demonstran sengaja merosak dan memotong kabel bekalan elektrik bagi balai polis . Aksi ini juga berdampak pada rumah sakit yang tepat berada di sebelah balai polis.
Namun untungnya pemutusan aliran elektrik tersebut hanya mengenai bangunan bahagian forensik dan tidak berdampak pada fasiliti utama rumah sakit.
Belum dikenal pasti bagaimana reaksi polis terhadap aksi provokatif ini. Namun sejauh ini, anggota keselamatan maupun otoriti Thailand memilih untuk menghindari konfrontasi langsung dengan para demonstran.
Terlebih PM Yingluck menyatakan, dia ingin menghindarkan kekerasan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terulangnya pertumpahan darah tahun 2010 yang semakin memperdalam konflik politik setempat.
Para demonstran menuntut penggulingan Yingluck dari kerusi perdana menteri Thailand. Penyebabnya, Yingluck dianggap sebagai boneka abangnya, Thaksin Shinawatra yang digulingkan tentera dari kerusi PM Thailand pada tahun 2006 lalu. Para demonstran menyerukan mereka tidak akan berhenti sebelum pemerintah memenuhi tuntutan mereka.
Terhadap kondisi ini, ada satu pilihan yang boleh dilakukan Yingluck sebagai PM, yakni membubarkan parlimen dan mengumumkan pelaksanaan pilihanraya dalam waktu terdekat. Keputusan ini tidak terlalu berisiko mengingat parti-parti politik pro-Thaksin selalu memenangi pilihanraya selama satu dekade terakhir.
"Sekarang kami menggunakan generator," ucap pegawai senior polis setempat, Letnan Jenderal Polis Prawut Thavornsiri kepada AFP, Khamis (28/11/2013).
Thavornsiri menuturkan, ada sekitar 1,000 orang demonstran yang berkumpul di luar pejabat besar Polis Thailand di Bangkok. Meski sebahagian besar demonstran anti pemerintah memilih istirehat pada hari ini, namun masih ada demonstran lain yang memang berniat menduduki markas polis setempat.
Aksi ini terjadi setelah PM Yingluck menyampaikan tanggapannya atas hasil undi mosi tidak percaya di parlimen, yang meloloskan Yingluck untuk tetap menjawat PM. Dalam tanggapannya, Yingluck juga menyerukan kepada para demonstran untuk menghentikan aksinya dan duduk bersama mencari solusi.
Para demonstran sengaja merosak dan memotong kabel bekalan elektrik bagi balai polis . Aksi ini juga berdampak pada rumah sakit yang tepat berada di sebelah balai polis.
Namun untungnya pemutusan aliran elektrik tersebut hanya mengenai bangunan bahagian forensik dan tidak berdampak pada fasiliti utama rumah sakit.
Belum dikenal pasti bagaimana reaksi polis terhadap aksi provokatif ini. Namun sejauh ini, anggota keselamatan maupun otoriti Thailand memilih untuk menghindari konfrontasi langsung dengan para demonstran.
Terlebih PM Yingluck menyatakan, dia ingin menghindarkan kekerasan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terulangnya pertumpahan darah tahun 2010 yang semakin memperdalam konflik politik setempat.
Para demonstran menuntut penggulingan Yingluck dari kerusi perdana menteri Thailand. Penyebabnya, Yingluck dianggap sebagai boneka abangnya, Thaksin Shinawatra yang digulingkan tentera dari kerusi PM Thailand pada tahun 2006 lalu. Para demonstran menyerukan mereka tidak akan berhenti sebelum pemerintah memenuhi tuntutan mereka.
Terhadap kondisi ini, ada satu pilihan yang boleh dilakukan Yingluck sebagai PM, yakni membubarkan parlimen dan mengumumkan pelaksanaan pilihanraya dalam waktu terdekat. Keputusan ini tidak terlalu berisiko mengingat parti-parti politik pro-Thaksin selalu memenangi pilihanraya selama satu dekade terakhir.
sumber:detikNews
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar